Sejarah perdagangan dunia mencatat Maluku menjadi sentra wilayah penghasil rempah, termasuk cengkih. Di masa kolonial, cengkih asal Maluku menjadi salah satu faktor utama yang mendorong ekspedisi bangsa Eropa ke Indonesia, karena harganya yang tinggi dan sangat diminati di pasar dunia. Pada tahun 2019, di Provinsi Maluku terdapat lebih kurang 43.641 hektar pertanaman cengkeh dengan sekitar 72.063 petani cengkih. Saat ini, para petani mengatakan bahwa perubahan iklim menjadi ancaman terbesar bagi tanaman cengkih. Karena diketahui, iklim menjadi faktor utama lingkungan yang turut memengaruhi sistem metabolisme dan fisiologi tanaman. Perubahan beberapa unsur iklim dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Perubahan iklim mengancam perkebunan cengkih karena terdampak cuaca yang tidak menentu yang memengaruhi fluktuasi dan kualitas hasil. Suhu yang terlalu tinggi dan curah hujan yang tidak teratur dapat mengganggu proses perkembangan tanaman dan kualitas cengkih.
You may also like these
No Related Post